search

Selasa, 10 Januari 2012

SERIGALA MALAM (SM)


SERIGALA MALAM adalah sebuah band toughguy hardcore New York style dari Jogja yang belum bisa dibilang lama tapi jam terbangnya gila-gilaan! SERIGALA MALAM termasuk salah satu potensi besar yang lahir dari YKHC. Di beberapa kesempatan (melalui beberapa media) mereka sering menggunakan jargon semacam “negative hardcore”. Namun rasanya primitif sekali kalau pertemanan hanya dipisahkan oleh jargon-jargon semacam itu. Itu sebuah pilihan, dan mereka memilih itu. Jadi, it’s no problem at all. Saat ini mereka sedang mempersiapkan album (full length). Dan ini merupakan kontribusi tersendiri bagi scene hardcore tanah air, YKHC khususnya. Cukup segini pengantarnya, langsung baca interview dengan SERIGALA MALAM di bawah ini…
Hai teman-teman SERIGALA MALAM!! Pa kabar nih? Boleh minta waktunya sedikit untuk interview.. Hehe!
Silahkan brother… Hehe!

Silakan perkenalkan masing-masing anggota SERIGALA MALAM beserta kesibukan atau aktivitasnya…
Komeng: Komeng pada vokal, kesibukan sehari-hari harusnya kuliah di ADVY , tapi akhir-akhir ini lagi males, lebih banyak di kos aja, merawat ikan laut di akuarium. Akhir-akhir ini juga lagi sering ke pantai. Menggambar dan mendesain. Sepertinya baru itu aja kesibukan saya.
Krisna: Saya Chrisna Bagus Puspowijoyo a.k.a Bagong, masih sibuk kuliah.
Niko: Saya Nikodemus Pratama, masih aktif di Peach6012 (recording studio, red), kuliah, dan maen Mafia Wars.
Jiong: Saya masih aktif di ANGGISLUKA, baru wisuda, dan akan pulang kampung ke Cina pertengahan tahun ini.
Mario: Saya Githrue Mario pada gitar, sekarang tinggal di desa kecil di selatan Jogja yang tenang dan masih alami dan meninggalkan kehidupan kota Jogja hari ini yang super crowded. Sekarang lagi sibuk bercocok-tanam di sawah belakang rumah, merawat vespa, dan mengembangkan bisnis mechandise OVERCOME MERCH, bisa di cek di www.overcomemerch.wordpress.com, dan juga sedang berusaha merampungkan album full length THIS HEART yang tersendat-sendat sampai sekarang. Jadi promo mas, hahaha! (Hehehe, gapapa Mario. Kan biar orang-orang juga pada tau. Hehe! Red)
Untuk deskripsi pembaca, tolong ceritakan sedikit sejarah lahir dan berkembangnya SERIGALA MALAM..
Komeng: SERIGALA MALAM (SM) terbentuk pada sekitaran tengah tahun 2008, saya lupa tepat nya, masih hijau, hehe! Formasi awal SM pada waktu itu adalah: saya sendiri pada vokal, Krisna pada bass, Cherys pada lead guitar yang terpaksa keluar dari SM sebelum proses pembuatan EP pertama dikarenakan keharusan untuk serius ber-kuliah, Angger pada gitar yang juga terpaksa keluar setelah launch EP dikarenakan beberapa iternal problem, dan Egeng drum, yanf keluar dikarenakan serius dengan band industrialnya GODMODE.
Visi awal terbentuknya sm adalah keinginan saya untuk membentuk sebuah band hc yang banyak berinfluens pada NYHC, yang notabene di YK sendiri masih jarang pada waktu itu, memang ada beberapa band lama yg memiliki sedikit banyak pengaruh NY dalam band mereka, tapi saya ingin membentuk sesuatu yang benar-benar berat dan NY, hehe! Sedikit egois memang, tapi saya suka, Kemudian saya mencoba untuk membentuknya, dan sampai sekarang dapat dilihat, inilah kami dengan pola pikir kami dan seberapa besar pengaruh NYHC bagi band kami ini. Banyak juga kendala yang harus kami hadapi untuk terus mempertahankan band yg masih seumur jagung ini, baik dari luar ataupun dari dalam band sendiri, dan mau tidak mau perombakan demi perombakan dalam formasi band ini pun berakhir pada: Saya (vokal), Krisna (gitar), Jionk ‘ANGGISLUKA’ (bass), Niko ‘Peach6012’ (drum), dan Mario ‘THIS HEART’ (adisional gitar). Kami juga telah merilis EP kami pada 13 Februari 2009 lalu dengan title “Our movement Its Our Pride” berisikan 7 track, dan ada 1 cover track dari MADBALL di dalemnya. Tapi karena saya merasa kurang puas dengan karakter vokal saya pada first version tersebut, saya kembali me-retake untuk mencari karater vokal yang lebih pas untuk musik SM, dan second edition EP “Our Movement Its Our Pride” kembali rilis pertama kali di Jakarta pada beberapa waktu lalu, bersamaan dengan datangnya NO TURNING BACK di Moe CafĂ©, Bintaro. Kedua edisi EP tersebut kami produksi dan distrubusikan sendiri (self released) dalam jumlah yang limit.
Denger-denger SERIGALA MALAM sedang mempersiapkan full album ya? Saya pikir kalian termasuk produktif ketika beberapa waktu lalu telah merilis demo, dan sekarang tengah mempersiapkan album full length. Bisa diceritakan sedikit mengenai album tersebut (rekaman di mana, berapa lama proses recording-nya, siapa produsernya--kalau ada, dan record label-nya)?
Komeng: Untuk full album ini kami tetap mengerjakannya di tempat yang sama, yaitu di Elssy Studio yang bertempat di daerah Jombor, Jln.Magelang, Yogyakarta. Dengan sound engineer yang masih sama, yaitu om Wisnu Jahat (Peach 6012). Untuk full length ini sendiri seharusnya memakan waktu yang singkat, tetapi karena berbagai hal jadi agak macet sedikit. Kami mulai masuk studio dan menggarap album ini secara serius pada sekitar Oktober 2009 lalu, sudah menyelesaikan 7 materi baru dan masih menyisakan 3-4 materi lagi untuk memenuhi target kami nantinya. Direncanakan full length ini akan berisikan 10 lagu baru, 3 lagu lama dari EP kami terdahulu dan 1 atau 2 buah video atau footage video dari band kami sendiri. (Wow, it’s great, bro! Memang udah saatnya band-band hardcore Jogja lebih produktif dan mulai untuk membuat full album, ga sebatas demo ato EP mulu. Hehe! Red)
Untuk album ini sepertinya kami juga bakal tetap memproduksi sendiri, dengan kata lain kami belum memiliki produser, ataupun record label, jadi apabila ada dari teman-teman yaang tertarik untuk membantu untuk memproduseri kami, maka kami akan sangat senang menerima bantuan tersebut. Hehehehe! (Nah tuh, bagi kamu-kamu yang tertarik untuk memproduksi full length album perdana SERIGALA MALAM, hubungi mereka langsung aja. Ini band bagus loh! Hehehe! Red)
Apakah ada perbedaan secara musikal antara yang demo kalian dengan full album yang akan dirilis tersebut?
Komeng: Basically, secara musikalitas kami sepakat untuk tidak banyak merubah karakter musik antara EP dan full album kami nantinya, tetap berkiblat pada NYHC, sound2 gitar seberat MADBALL, grove-grovetwo-step’ ala SICK OF IT ALL, little bit part sing along AGNOSTIC FRONT, etc. Hanya dari segi lirik saya menawarkaan sesuatu yang lebih tajam dan sedikit gelap.
Sebagai sebuah band yang saya pernah lihat menggunakan jargon ‘negative hardcore’, apa batasannya menurut kalian? Dan bagaimana kalian memaknai pertemanan dengan orang-orang yang berbeda dengan kalian, semisal yang tidak konsumsi rokok/alcohol ataupun Straightedger?
Komeng: Agak berat, hehe! (Kalo agak berat, ditumpakke becak wae, Meng. Hahaha! Dagelan lawas. Haha! Red). Wah sebenarnya makna dari ‘negative’ yang sering kami jadikan tagline ini, bukan negative lawan dari positif sih, banyak memang orang ato sebagian dari teman-teman yang salah mengerti tentang jargon ini. Mari saya jelaskan. Awal kami memakai jargon ini adalah, sebelum terbentuk SM sendiri saya sudah menyukai satu band asal Jakarta Timur yaitu LOOSERZ yang berjargon ‘negative hardcore’. Kemudian ketika saya membentuk SM saya meminta ijin pada leader band tesebut yang pada waktu itu adalah Mario Ganzamo (RIP), untuk memakai jargon tersebut. Dan alm. mengijinkan. Namun menurut saya sendiri jargon negative ini bukan sebatas dilihat dari makna tentang bebas mengkonsumsi rokok, alcohol, mariyuana, atau hal-hal yang dianggap negative lainnya, tetapi negative yang kami maksud lebih condong pada pola pikir kami, dan attitude kami. Yaitu sejauh mana kami bisa mengontrol jargon yang kami jalani tetap tidak merugikan orang lain yang ada di luar jargon tersebut. Itu saja. Jadi negative yang kami anut atau jalani sangat jauh dari pemaknaan negative yang lawannya positif itu. Negative = kami bisa betindak semau kami, namun kaami bisa mengontrolnya dan sebisa mungkin tidak merugikan org lain. (Hal ini memang subyektif, jadi minimal jawaban Komeng ini bisa menjelaskan dari beberapa temen yang mungkin mempertanyakan jargon ‘negative hardcore’ tersebut menurut versi SERIGALA MALAM. Gitu kan, Meng? Hehe! Red)
Untuk masalah pertemanan, kami tetap berteman dengan semua orang, baik itu teman-teman Straightedge ataupun penganut paham yang lain. Dan kami tetap support dengan teman-teman SxE tersebut. Karena menurut kami baik itu SxE atau negative, ataupun positive youth ataupun yang lain, kita tetap seatap, sama dan berada dalam satu scene yang tidak berbeda. Jadi tidak ada untungnya membuat jarak hanya karena satu paham yang berbeda, karena berbeda itu akan selalu ada. Jadi alangkah baik jika kita bersatu, membuat scene yang lebih besar dan maju, ketimbang menciptakan suatu jarak dengan perbedaan yang ada tadi. Pokoknya united we stand and devided we fall. Hahaha! Benar, kan? (Setuju, Meng! Di manapun perbedaan akan selalu ada. Yang penting gimana kita memaknai perbedaan itu dalam sebuah balutan saling respect yang masuk akal. Hardcore still lives dehh!! Huehehe!! Red)
Bagaimana masing-masing dari kalian memaknai ‘hardcore’?
Komeng: Saya pertama kenal hardcore pada saat saya SMA, “Built to Last”-nyanya SICK OF IT ALL, that song brings a big impact for me. Kemudian saya mulai bergabung dengan sebuah band di Malang (TARGET LOCKED), yang merupakan band hc pertama saya, kemudian tahun 2004 hijrah ke YK, vakum beberapa tahun, dan kembali berkutat di hardcore lagi pada awal terbentuknya SM ini, dan bagi saya dengan seiring waktu hc telah membentuk pola pikir yang berbeda dalam diri saya sendiri. Dan hingga saat ini hc sudah menjadi jalan hidup dan keseharian saya. Hardcore isn’t only about fashion and trend, for me its about how hard we can live on this hard world. How hard we can work and looking for some money for keeping us eat and live. How hard we can still keep our commitment to keep our promises, how hard we can keep this friendship , how hard we keep our family save , that what hardcore means to me. (Waduw, bahasa Inggrisnya panjang amat, Meng! Hehe! Red)
Mario: Menambahkan punya komeng, tidak ada kompetisi di scene hardcore untuk menjadi terbaik ato apalah, ini hardcore bukan pop. (Wahahaha! Kalo kompetisi ntar bisa-bisa ada MamamiaCore ya, Mar.. Hehe! Red)
Bagong: Hardcore itu berarti dan menyenangkan ketika dipahami sebagai suatu misi, bukan sekedar senang-senang saja. (Sipp! Red)
Niko: Hardcore it’s a movement
Jionk: Saya sedang dalam proses pembelajaran tentang apa itu hardcore, dan saya sangat menyukai nya.
Di scene hardcore, kalian termasuk “famous” sekarang ini. Bagaimana tanggapan kalian?
Komeng: Haha! Jangan bilang famoz. Ga suka, men-jarak-i, kami sama sekali tidak famoz, kami sama saja dengan teman-teman dari scene hc yang lain, ga ada yang berbeda. Kita semua sama.
Mario: Hahaha! Famous? Menurutku di hardcore tidak ada kompetisi untuk menjadi famous ato jadi rockstars. Semua sama aja, we are isn’t cool band. Patut dipertanyakan kalo ada orang yang menganggap SM famous. Hahaha!
Bagong: Famous ki terkenal to? Hehe! Engga deh kayanya. Kami tetep saja ngga berbeda dengan kami yg dulu, tetep belum punya apa-apa buat dianggep famoz maksud saya. Tetep kere juga, tetep ga punya uang kas, tetep ngutang latian. Hehe!
(Hehehehe! Iya, bener. Semuanya sama. Yang penting tergantung gimana kita berkontribusi secara wajar dan konsekuen di scene dan kehidupan sehari-hari.. Red)
Apabila dilihat di internet, saya sering melihat merchandise SERIGALA MALAM (khususnya kaos dan hoodie). Bagaimana kalian mengelola hal tersebut? Karena menurut saya merchandise memang diperlukan bagi sebuah band.
Komeng: Wah, merch ya? Uhm kami belum ada orang yang benar-benar mengurusi hal tersebut pada awalnya, jadi biasanya ada teman yang nawarin modalin buat bikin merch, selanjutnya kami jual hand by hand, nah nanti royalty buat band langsung masuk ke studio untuk biaya rekaman, tapi sekarang uda ada Overcome Merch, punya Mario, jadi sekarang dia yang ngurusin semua perputaran merch SM.
Mario: Cekidot www.overcomemerch.wordpress.com (Wah, Mario nih promo terus. Narsis. Haha! Sipp! Red)
Jionk: Mario juga bikin tas SM sekarang. Ternyata setelah saya tanya, ternyata Mario pengen merch-nya SM sebanyak mungkin buat ngalahin merch-nya SKJ’94. Hahaha! (Wah, kalo bahasa Inggrisnya “MerchWar”. Hahaha! Piss.. Red)
Bagong: Wuh nggawe tas barang to? Apik ra? Pesen siji nggo adik ku, dab! (Aku yo ho’oh, pesen satu. Hehe! Red)
Sejauh apa kalian memaknai DIY ethic?
Komeng: DIY, uhm…. Menurut kami DIY adalah satu ethic yang ga mungkin bisa kan dalam scene-scene minor di Negara ini, sperti scene hardcore, punk, metal, etc. Dan mau tidak mau semua pasti akan mengalami ethic ini pada awal pembentukan suatu scene maupun band. Dan saat ini SM juga tetap memakai ethic ini dalam tiap prosesnya. Namun sejalan dengan waktu yang terus berjalan, proses tersebut pasti akan tersaring, maksud saya ada berbagai macam tipe DIY yang sudah kurang cocok untuk diterapkan di era yang baru ini. Contohnya, penolakan terhadap media, menurut saya jika saat ini kita menolak media untuk mengenalkan suatu band atau scene pada khalayak ramai, maka itu merupakan usaha bunuh diri yang paling efektif untuk band atau scene itu sendiri, penolakan terhadap media itu bisa dan sangat boleh lakukan, tetapi tetap harus ada penyaringan terlebih dahulu, jika dulu kita menolak dengan adanya media, itu bisa sangat dimaklumi, karena dulu kita masih memiliki banyak fanzine yang bisa membantu kita dalam mengetahui hal-hal tentang hc, etc. Tapi sekarang? Mungkin hanya Betterday ini yang masih bertahan dan terus aktif di kota ini, salute! Nah, oleh karena itu sudah amat kurang etis jika kita menolak keberadaan media baik itu cetak atau apapun bentuknya pada waktu ini, karena sebenar nya kita juga bisa menjadikan media itu untuk menjadi suatu wadah untuk menjalankan misi kita selanjut nya, tapi ingat, kita juga ga bisa asal menerima, tapi menyaring terlebih dahulu media apa yang bisa membantu kita dengan sungguh-sungguh dan yang tidak bisa benar-media membantu kita! Itu saja. Ini hanya sebagian contoh kecil saja, untuk yang lain kita bisa nya masing-masing, karena kita sudah sama-sama dewasa. Dan untuk awal yang baik menurut saya, mari kita dukung band teman-teman yang ada di dekitar kita. Kita juga bisa jadi media yang baik untuk teman-teman kita, Support mereka, beri masukan dan kritikan, jangan saling tikam, dan menjatuhkan. Tapi lebih baik berlomba untuk berkarya, karena itu bakal lebih sangat baik untuk perkembangan scene kita. (Secara garis besar aku setuju, Meng. Ethic DIY emang penting sebagai sebuah semangat kemandirian. Tapi DIY juga mesti rasional. Kalopun, semisal konteks penggunaan media, kata Komeng, memang harus jitu. Be the media! Red)
Sampai kapan kalian akan ber-hardcore ria? Hehe…
Komeng: Sampai saya punya cucu dan mengnalkan hc pada cucu saya nanti.
Mario: Sampai saya punya vespa 100 biji. Hahaha!!
Bagong: Apik idemu, Meng. Aku sama aja kaya, Komeng.
Niko: Sampai hardcore Jogjakarta dikenal di Indonesia dan penjuru dunia pun, saya ga akan brenti harkor-harkoran.
Jionk: Sampai mata saya jadi lebar, saya jg ga akan brenti harkor-harkoran juga deh kayanya. Karena harkor sangat mengasikan.
Apa influens dari masing-masing member SERIGALA MALAM? Sebutkan berapa saja…
Komeng: Lou Koller, Freddy Crizien, Danny Diablo, Roger Mirret, Jammie Jasta, Scot Vogel, Rick Ta Life, Tobby Morse, banyak, Hehe! Dari pertama saya mendengarkan “Built to Last” saya tau saya akan sangat menyukai Lou Koller, SICK OF IT ALL, dan hc. Dan hingga saat ini saya sangat suka SICK OF IT ALL. Tapi kalo untuk akhir-akhir ini saya banyak mendengarkan TERROR “Damned and the Shamed”, MADBALL “Legacy”, “Set It Off”, “Infiltrate”, beberapa album lawas SOIA, album terakhir HATEBREED, LA COKA NOSTRA “That’s Coke, IMMORTAL TECHNIQUE “Harlem Renaissance”, dll.
Mario: BAD BRAIN, CRO-MAGS, AGNOSTIC FRONT, DOWN TO NOTHING, GO IT ALONE, and Morrissey! Akhir-akhir lagi sering ke Keraton dengerin gending Jawa dan liat langsung para abdi dalem betapa luwesnya memainkan gamelan. (Yeahh, Javanese hardcore in your face. Haha! Sipp! Red)
Niko: MADBALL, MADBALL, MADBALL, MADBALL, SICK OF IT ALL, kalo other influences selain hc yang lumayan mempengaruhi sense of music saya ada HELLA, TOE, MEW, dan banyak lagi.
Bagong: MADBALL, SICK OF, MADBALL, SICK OF…..
Jionk: banyak mp3 yang direkomendasikan teman-teman SM pada saya, tapi MADBALL amat mempengaruhi saya. Tapi FIRSTBLOOD juga oke. TERROR juga, SICK OF IT ALL mantap. AGNOSTIC FRONT juga oke. HATEBREED juga mantap banget sound-sound-annya, EARTH CRISIS juga sip, xBISHOPx juga enak, CDC juga, FURIOUS STYLE ajieb, saya jadi bingung. Hardcore tuh bagus-bagus semua. Semua saya jadikan influences. Hoho!!
Apakah rencana ke depan bagi SERIGALA MALAM?
Komeng: Membuat karya yg lbh baik dan baik lagi. Membuat scene hardcore Yogyakarta lebih dikenal di semua kalangan masyarakat luas. Baik di Indonesia sendiri ataupun di Negara lain yang sudah lebih dulu dapat menghargai musik hardcore.
Untuk menjalin pertemanan, ke manakah pembaca Betterday bisa mengkontak SERIGALA MALAM?
Komeng:
E-mail : malamserigala@yahoo.com
FB: serigala malam
Group FB: SERIGALA MALAM
Myspace: myspace.com/serigalamalamyk
Official merch: www.overcomemerch.wordpress.com
Terima kasih atas waktunya. Semoga sukses terus buat SERIGALA MALAM dan masing-masing dari kalian. Hardcore still lives!!
Sama sama kak Nanu, maaf kalo hasil interview ada yg kurang pas. For Betterday: keep fight, jangan pernah brenti membagi pengetahuan dengan pembaca, karena cuma anda yang benar-benar masih mengedarkan semangat zine tentang hc dan hal-hal sekitaran hc di kota ini .
RESPECT&REGARDS. VIVA LA HARDCORE FAMILIA. (Wah, nek kurang pas dimiringke sithik. Haha! Ga kok, sipp! Thanx atas suportnya! Sukses ya! Red)

1 komentar: